KARAKTERISTIK IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
KARAKTERISTIK
IMPLEMENTASI
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di kelas akan memberikan hasil yang maksimal salah
satunya adalah dipengaruhi oleh adanya
peran guru. Seorang guru di dalam kelas diharuskan
memiliki kompetensi-kompetensi yang menjadi pra syarat dalam pelaksanaan
tugasnya. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kompetensi pedagogis,
dan indikator kompetensi profesional salah satunya adalah menguasai berbagai
jenis teori-teori belajar yang sangat diperlukan dalam proses mentransfer ilmu
pengetahuan kepada peserta didik. Salah satu teori belajar yang bisa digunakan
oleh guru adalah teori belajar Behavioristik.
Teori
adalah seperangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang memberikan,
menjelaskan, dan memprediksi suatu fenomena. Belajar adalah proses mendapatkan
pengetahuan, dalam hal ini belajar bukan hanya sekedar tahu atau mendapatkan
pengetahuan saja, lebih jauh makna belajar adalah adanya perubahan perilaku
yang terjadi di dalam mental seorang pembelajar.
Pengetahuan/ perilaku sebagai hasil
dari belajar dibentuk dengan membangun konsep yang dikenalkan terlebih dahulu
kepada pembelajar dalam bentuk unit-unit kecil yang logis, sistematis, dan
berkelanjutan untuk selanjutnya diberikan penguatan yang akan memberikan efek
kebermaknaan dalam proses pembelajaran.
A.
Pengertian
Teori Belajar Behavioristik
Belajar
adalah perubahan perilaku yang relatif permanen dan terjadi secara eksternal
sebagai hasil dari pengalaman. Seseorang belum dikatakan belajar jika belum
dapat menampilkan perubahan perilaku, sehingga perilaku adalah hasil dari
proses belajar yaitu aspek yang dapat ditentukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Perilaku
yang timbul adalah hasil dari hubungan antara stimulus dengan respon. Stimulus
adalah obyek/ kejadian
dalam lingkungan organisme, sedangkan respon (reflek) adalah sesuatu yang dapat
dipercaya sebagai tanggapan dari stimulus yang diberikan. Stimulus terbagi
menjadi tiga, yakni stimulus yang menimbulkan respon, stimulus yang berlawanan
denan kemunculan respon, dan stimulus yang tidak menimbulkan respon. Sedangkan
reflek (respon) memiliki konsep keterhubungan, frekuensi kemunculan, tingkat
intensitas, dan kemiripan.
Ivan
Petrovich Pavlov menyatakan bahwa belajar dalam teori belajar perilaku adalah
keterhubungan antara stimulus dan respon lewat pengkondisian yang terus
menerus. Dalam proses belajar dibutuhkan pemberian stimulus yang dilakukan
secara berulang-ulang sebagai cara untuk meyakinkan pengetahuan/perilaku yang
ditampilkan atas stimulus yang diberikan dapat tertanam dengan baik dikarenakan
pemberian yang terus menerus.
Sedangkan
menurut Edward Lee Thorndike (Muhammad Thobroni & Arif Mustofa (2011: 67)
yang diambil dari (Suprijono: 20), belajar dalam teori belajar behavioristik
adalah peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut
stimulus dan respon. Stimulus yang baru akan menimbulkan respon yang baru pula,
dan kaitannya dengan proses belajar adalah stimulus awal diberikan sehingga
menimbulkan respon kemudian dilanjutkan dengan pemberian stimulus baru terhadap
respon awal sehingga menimbulkan respon yang baru lagi. Hal ini dilakukan
secara terus menerus sehingga akan membentuk perilaku yang baik dan semakin
efisien.
Teori
behavioristik modern dikemukakan Burhuss Frederick Skinner, yang menyatakan
bahwa respon yang diikuti dengan penguatan positif cenderung akan diulang di
masa datang, dan respon yang diikuti dengan penguatan negatif, cenderung akan
berkurang di masa datang. Penguatan positif adalah stimulus jeda lanjutan yang
semakin memperkuat atau mendorong suatu tindak balas. Sedangkan penguatan
negatif adalah stimulus jeda lanjutan yang mendorong individu untuk menghindari
suatu tindak balas tertentu yang tidak memuaskan.
Teori
Burhuss Frederick Skinner ini lebih dikenal dengan teori Operant Conditioning, yang didasari oleh prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Hasil
belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah harus dibetulkan
(penguatan negatif), dan jika benar harus diberi penguatan positif.
2. Proses
belajar harus mengikuti irama dari siswa.
3. Materi
pelajaran dipisah-pisah dalam unit-unit kecil bisa berbentuk modul.
4. Dalam
proses pembelajaran tidak digunakan hukuman, untuk menghindari hukuman
dilakukan penyiapan kondisi lingkungan sejak awal.
5. Dalam
proses pembelajaran, lebih mementingkan aktivitas individual siswa.
6. Pemberian
reward bagi siswa yang sudah menampilkan
perilaku yang diinginkan dengan mempertimbangkan pencapaian dari siswa lainnya.
7. Proses
pembelajaran menggunakan tehnik shapping (tahapan-tahapan).
Berdasarkan
penjelasan dan pendapat para ahli yang telah tersebut di atas baik pada bab 1
maupun pada bab 2, maka dapat disimpulkan bawah Teori Belajar Behavioristik
adalah seperangkat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang memberikan,
menjelaskan, dan memprediksi suatu fenomena yang menekankan pada perubahan
perilaku pembelajar sebagai orientasi utama hasil belajarnya dengan memberikan
stimulus secara terus menerus, materi dan proses belajar diberikan dengan
tahapan-tahapan disertai dengan penguatan positif untuk siswa yang telah menunjukkan
perubahan perilaku serta penguatan negatif bagi yang belum menunjukkan
perubahan perilaku.
B.
Contoh
Pembelajaran Di Kelas
Pada
pembahasan contoh pembelajaran di kelas yang pernah saya laksanakan dikelas,
saya ambil dari pengalaman pribadi saya ketika memberikan pembelajaran kepada
kelas 4 semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah anggota rombel 10
siswa. Pembelajaran saya laksanakan pada hari selasa tanggal 11 Oktober 2016
dan kebetulan sekolah saya sudah menerapkan kurikulum 2013, dengan demikian
pembelajaran yang saya laksanakan dengan menggunakan pendekatan tematik.
Tema
4 (Berbagai Pekerjaan) Sub Tema 1 (Jenis-Jenis Pekerjaan) Pembelajaran 2. Pada
tema tersebut terdapat 3 muatan pembelajaran yaitu Matematika dengan materi
luas persegi, PPKn dengan materi mengenal simbol dan makna sila pertama
Pancasila, dan SBdP dengan materi menggambar 3 dimensi (rumah idaman).
Perencanaan pembelajaran telah saya persiapkan pada malam harinya yaitu berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran dan saya lengkapi dengan beberapa dokumen pendukung
berupa presentasi luas persegi, presentasi simbol Pancasila dipadu dengan lagu
Garuda Pancasila, puzzle Pancasila dengan contoh gambar rumah idaman di bagian
belakang puzzle, dan pin positif serta pin negatif.
Rencana pelaksanaan pembelajaran telah saya
susun sedemikian rupa dengan menyesuaikan dengan waktu penyampaian pembelajaran
yaitu 6 x 35 menit, karena pada 2 jam terakhir pada hari selasa adalah diisi
dengan mata pelajaran Bahasa Madura. Namun dalam pelaksanannya rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah tersusun rapi hanya sekitar 80% saja yang
terealisasikan, sisa 20% terpakai untuk beberapa pengulangan dan penguatan tiap
sesi muatan pembelajaran.
Jalannya
pembelajaran pada hari itu saya sampaikan dalam bentuk poin sebagai berikut :
1.
Pendahuluan
-
Pengecekan kesiapan
belajar dengan absensi, kerapihan, dan posisi tempat duduk siswa
-
Menginformasiakan
rencana pembelajaran secara umum pada hari itu.
-
Penyampaian
tahapan-tahapan materi pada masing-masing muatan (luas persegi, simbol dan
makna sila pertama Pancasila, dan menggambar 3 dimensi)
2.
Inti Pembelajaran
-
Siswa mengamati
tampilan presentasi tentang konsep luas persegi
-
Penjelasan tentang
konsep luas persegi, dilanjutkan dengan pemberian contoh pengerjaan soal (catatan
: contoh pengerjaan soal saya ulangi sampai 3 kali karena saya lihat beberapa
siswa masih ada yang kelihatan bingung)
-
Pemberian tugas
pengerjaan soal yang angka-angkanya tidak jauh berbeda dengan contoh
-
Evaluasi dalam proses
hasil pengerjaan siswa, siswa yang sudah benar diberikan pin positif, siswa
yang masih salah diberikan pin negatif (catatan : siswa yang salah tidak
melaksanakan langkah-langkah pengerjaan sesuai contoh, kepada mereka saya
berikan penguatan jika mengerjakan jangan sampai meninggalkan/mengabaikan satu
langkah sekalipun)
-
Penjelasan ulang
tentang konsep dan contoh pengerjaan
-
Pemberian tugas
lanjutan, siswa dengan pin – diberikan soal yang sama, sedangkan siswa dengan
pin + diberikan soal dengan angka yang lebih besar
-
Evaluasi bersama
-
Meminta siswa yang
mengerjakan benar dengan waktu paling singkat untuk memberikan penjelasan cara
mengerjakan di depan kelas
-
Jeda
Istirahat
-
Menyanyikan lagu Garuda
Pancasila
-
Pengamatan pada gambar
simbol-simbol sila Pancasila
-
Siswa menyelesaikan
puzzle Pancasila
-
Penjelasan tentang
simbol dan makna pengamalan sila pertama Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
-
Siswa menyelesaikan
tugas menyusun puzzle Pancasila
-
Setelah puzzle
Pancasila tersusun dengan benar, maka akan terbentuk contoh gambar 3 dimensi
(gambar rumah idaman)
-
Siswa dijelaskan
tentang menggambar 3 dimensi (model, proporsi, komposisi, perspektif, dan gelap
terang)
-
Siswa diberikan media
kertas untuk menggambar rumah idaman sesuai impian masing-masing siswa
3.
Penutup
-
Penguatan tentang
konsep luas, simbol dan makna sila pertama Pancasila, dan konsep menggambar 3
dimensi.
-
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyampaikan apa yang telah mereka dapatkan dari
pembelajaran hari itu.
Itulah
pengalaman saya pribadi dalam pelaksanaan pembelajaran yang akan saya analisa
sendiri dipandang dari teori belajar Behavioristik pada poin C bab pembahasan
ini.
C.
Analisis
Contoh Pembelajaran di Kelas Melalui Teori Belajar Behavioristik
Analisis
contoh proses pembelajaran di kelas sesuai pengalaman mengajar saya yang
tersebut di atas dipandang dari sisi teori belajar Behavioristik saya pusatkan
hanya kepada proses pembelajaran muatan pembelajaran Matematika dengan materi
pokok luas persegi dan analisanya adalah sebagai berikut :
Kaitan
dengan prinsip dasar teori belajar yang dikemukakan oleh Ivan Petrovich Pavlov
bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon lewat pengkondisian
yang terus menerus. Pada pembelajaran yang saya laksanakan terlihat pada konsep
dan cara mengerjakan soal saya sampaikan dengan memberikan stimulus berupa
tampilan presentasi dan dengan pengulangan penjelasan baik dari guru (saya)
ataupun dari sesama siswa yang telah mamahami. Hal ini juga tercermin pada proses
penutup yaitu guru memberikan penguatan kembali tentang konsep-konsep yang
telah dipelajari pada hari itu.
Pengalaman
berperan dalam penguatan dan pelemahan hubungan stimulus, sesuai dengan teori
yang disampaikan oleh Edward Lee Thorndike. Pada proses pembelajaran tercermin
pada pengalam siswa yang telah melihat dan mencoba untuk mengerjakan dan dengan
hasil benar memberikan motivasi kepada siswa lain untuk melakukan hal yang
sama, sebaliknya kesalahan dalam mengerjakan soal menjadi pengalaman untuk
tidak melakukan kesalahan yang sama setelah mendapatkan penguatan negatif dari
guru.
Dalam
teori John Broadus Watson disampaikan bahwa pentingkan pengalaman dan
keterawatan dalam meningkatkan hubungan stimulus dan respon, serta obyek yang
dipelajari adalah apa yang dikerjakan bukan apa yang ada dalam pikiran. Teori
ini terlihat pada kegiatan siswa diberikan kesempatan untuk mencoba mengerjakan
soal setelah melewati pengalaman melihat presentasi dan contoh pengerjaan soal
yang saya ulang sampai 3 kali. Dengan adanya pengalaman dan pembimbingan secara
berkelanjutan akan memberikan hasil belajar berupa perubahan perilaku dalam
pengerjaan soal selanjutnya.
Edwin
Ray Guthrie menyebutkan bahwa stimulus yang diikuti oleh respon cenderung akan
terulang lagi dengan respon yang serupa. Dihubungkan dengan contoh pembelajaran
di atas, respon siswa yang mengerjakan soal benar akan lebih terbentuk
kebermaknaanya dengan memberikan stimulus sejenis secara berulang dan bagi
siswa yang memberikan respon salah dalam mengerjakan, dibimbing untuk
memberikan respon berupa pengerjaan soal dengan benar.
Variabel
antara dalam contoh pembelajaran di atas adalah dengan memberikan kesempatan
kepada siswa yang telah benar mengerjakan soal dalam waktu tersingkat untuk
memberikan penjelasan di depan kelas, hal ini menjadi stimulus lanjutan bagi
siswa lain untuk memberikan respon yang lebih baik dari respon-respon
sebelumnya. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Clark Hull.
Kaitan
dengan teori operant Conditioning seperti
yang telah disampaikan oleh Burhuss Frederick Skinner, yaitu respon yang
diikuti dengan penguatan positif cenderung akan diulang lagi di masa datang;
respon yang diikuti dengan penguatan negatif, cenderung akan berkurang di masa
datang. Pada contoh pembelajaran di atas terlihat pada proses pemberian pin +
dan pin -, dimana penerima pin positif cenderung akan berusaha merespon dengan
pengerjaan yang benar (sama dengan respon sebelumnya) dan siswa penerima pin –
dengan diberikan penguatan negatif yaitu dengan memberikan batasan-batasan
jangan sampai melewatkan satu langkahpun pada proses pengerjaan soal yang
diberikan, maka siswa tersebut akan berusaha menghilangkan respon yang mereka
berikan pada proses pengerjaan soal pertama (melewatkan salah satu langkah
pengerjaan). Dengan penguatan negatif kepada penerima pin -, maka secara
berangsur-angsur siswa-siswa tersebut akan mengurangi respon salah (pengerjaan
soal salah) atas stimulus lanjutan (soal-soal berikutnya). Dengan kata lain respon yang diberikan penguatan
negatif cenderung akan berkurang intensitas responnya di masa datang.
Demikian
analisis yang dapat saya sampaikan dari contoh pembelajaran dikelas ditinjau
dari sisi teori belajar Behavioristik. Kesimpulan yang dapat saya ambil, pada
pembelajaran Matematika dapat kita laksanakan dengan menggunakan teori belajar
Behavioristik karena materi dapat kita pecah manjadi unit-unit kecil yang dapat
kita sampaikan sebagai stimulus-stimulus terpisah untuk melihat respon siswa,
pemberian penguatan positif dan negatif pada setiap sesi respon tertentu,
disusul dengan stimulus-stimulus lanjutan, sehingga benar bahwa teori belajar
Behavioristik akan mengikuti dinamika perkembangan dari pembelajar.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pengertian, penjelasan, penyampaian contoh, dan analisis yang telah
disampaikan, kesimpulannya adalah sebagai berikut :
1. Teori
Belajar Behavioristik adalah seperangkat konsep/prinsip yang memberikan,
menjelaskan, dan memprediksi suatu fenomena dengan penekanan perubahan perilaku
pembelajar yang dilakukan dengan memberikan stimulus secara terus menerus, pengkondisian
awal, dan pengorganisasian materi disertai dengan penguatan positif/penguatan
negatif.
2. Prinsip-prinsip
teori belajar Behavioristik diantaranya adalah stimulus dan respon dikondisikan
secara terus menerus berupa pengulangan dan keterawatan, pengalaman berpengaruh
pada penguatan dan pelemahan respon, adanya variabel antara stimulus dan
respon, respon yang diikuti penguatan positif cenderung akan diulang, dan
respon yang diikuti penguatan negatif cenderung berkurang.
3. Pada
contoh pembelajaran di kelas di atas (pelajaran matematika) dapat dilaksanakan
dengan menggunakan teori belajar Behavioristik.
B.
Saran
Saran-saran
yang dapat disampaikan antara lain :
1. Pahami
pengertian dan prinsip-prinsip teori belajar Behavioristik untuk memperkaya
khasanah limu pembelajaran.
2. Kondisikan
awal pembelajaran dengan baik dan pisahkan materi-materi dalam unit-unit kecil
sehingga dalam penyampaiannya akan lebih bisa diukur dinamika respon yang
diperlihatkan siswa.
3. Berikan
penguatan-penguatan dan laksanakan stimulus lanjutan untuk mendapatkan hasil
optimal pembelajaran dengan menggunakan teori belajar Behavioristik.
RUJUKAN
Ida
Malati Sadjati, M.A., Drh. (2016). Integrasi Teori dan Praktek Pembelajaran
(Teori Belajar Behavioristik, Modul 2). Jakarta: Penerbitan Universitas
Terbuka.
Muhammad
Thobroni & Arif Mustofa. (2011). Belajar
dan Pembelajaran. Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan
Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Suciati,
Dr. (2016). Integrasi Teori dan Praktek
Pembelajaran (Paradigma Belajar dan Pembelajaran, Modul 1). Jakarta:
Penerbitan Universitas Terbuka.
Tim
pengembang Modul PLPG. (2016). Sumber
Belajar Penunjang PLPG 2016. Bagian II : Modul Pedagogik, Teori Belajar, Bab
III). Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Belum ada Komentar untuk "KARAKTERISTIK IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK"
Posting Komentar