RANCANGAN INOVASI PENDIDIKAN “STRATEGI TERBALIK DALAM PEMBELAJARAN”
RANCANGAN INOVASI PENDIDIKAN
“STRATEGI TERBALIK DALAM PEMBELAJARAN”
A. Analisis Latar Belakang Inovasi
Pembelajaran yang sering kita lakukan dalam prakteknya di dalam kelas
kebanyakan menggunakan strategi pembelajaran yang secara umum memiliki pola
pemberian materi pembelajaran dan diakhiri dengan evaluasi hasil pembelajaran
yang dilakukan. Banyak pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang menaungi
proses pembelajaran yang sedang berlangsung dengan berbagai sintaks
(tahapan-tahapan) pembelajaran sesuai dengan pendekatan, model dan metode
pembelajaran yang diadopsi oleh seorang guru dalam melaksanakan proses
pembelajarannya, namun penggunaan pendekatan, model, dan metode pembelajaran
tersebut berada pada tahap/ sesi penyampaian materi pembelajaran sehingga pola
umum tetap sama yakni pemberian materi dan diakhiri dengan evaluasi hasil
pembelajaran.
Bukan menafikan hasil-hasil pembelajaran yang disampaikan dengan pendekatan,
model, dan metode pembelajaran yang diadopsi oleh guru, karena pendekatan,
model dan metode pembelajaran tersebut merupakan hasil penelitian dari para
ahli/ pakar di bidang pendidikan yang telah dibuktikan kebermanfaatannya dalam
mendukung dan mewarnai proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas.
Berdasarkan analisa tersebut, saya
memberanikan diri untuk mencoba mengembangkan sebuah strategi yang secara umum
mampu meningkatkan hasil belajar siswa, bersifat efektif efisien, tetap dapat
dikombinasikan baik dengan pendekatan, model dan metode pembelajaran yang sudah
ada bahkan dapat dikombinasikan juga dengan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi dalam tahapan proses pembelajaran.
Kendala awal kurang maksimalnya hasil belajar siswa salah satunya adalah
tujuan pembelajaran berupa indikator-indikator pencapaian yang belum maksimal
diketahui oleh siswa sejak awal pembelajaran. Pengetahuan awal siswa yang
beragam dan berbeda antara satu siswa dengan siswa lainnya juga menjadi kendala
dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dimana guru akan kerepotan dalam
malaksanakan pelayanan pembelajaran dengan kemampuan pengetahuan awal yang
berbeda siswa-siswa dalam kelasnya apalagi dengan jumlah yang relatif banyak
dan kemampuan awal siswa yang heterogen.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka ide Strategi Terbalik Dalam Pembelajaran
untuk dikembangkan karena dalam pelaksanaannya, strategi terbalik dalam
pembelajaran bisa dijadikan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan adanya pre test yang memuat semua indikator materi dalam tingkat
kesulitan soal “sedang”, dan dari hasil analisis pre test dapat ditentukan
materi mana yang harus lebih dalam dan lebih ringan untuk disampaikan, pada
tahap inilai kombinasi dengan pendekatan, model dan metode lainnya dibutuhkan
untuk dipergunakan, dukungan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
juga dilakukan pada tahap ini. Kelanjutan tahapannya adalah post test dengan
soal yang sama dengan soal pre test, jika sudah mendapatkan hasi maksimal, maka
dapat dilakukan evaluasi hasil pembelajaran sebenarnya dengan soal yang
memiliki tingkat kesulitan yang merata (mudah, sedang, dan sukar).
B. Deskripsi Inovasi
Inovasi dalam pembelajaran dengan judul “Strategi Terbalik Dalam
pembelajaran” yang saya coba kembangkan ini
secara umum memiliki pola/ strategi pembelajaran yang diawali dengan pre test –
analisis hasil pre test – penyampaian materi sesuai hasil analisis pre test –
post test – evaluasi hasil belajar. Berbeda dengan strategi pembelajaran yang
biasa kita laksanakan yakni dengan penyampaian tujuan pembelajaran –
penyampaian pembelajaran – evaluasi pembelajaran.
Strategi yang kami kembangkan sebagai inovasi pembelajaran ini mensubstitusi
penyampaian tujuan pembelajaran dan penggalian kemampuan awal siswa dengan kegiatan
pre test dilanjutkan dengan penggunaan pendekatan, model, metode pembelajaran
dan penggunaan/ pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam tahapan
pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan hasil analisis pre test.
Secara umum Strategi Terbalik Dalam Pembelajaran dapat kita lihat pada diagram
alur berikut :
Diagram Alur Strategi Terbalik Dalam Pembelajaran.
1.
Cara Pembuatan Inovasi Strategi Terbalik
Dalam Pembelajaran
Untuk mengaplikasikan/
mempergunakan inovasi pembelajaran yang kami kembangkan ini, beberapa hal
penting yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan Strategi Terbalik Dalam
Pembelajaran ini antara lain sebagai berikut :
a.
Dua
(2) paket soal utuh / lengkap (pada contoh pengembangan Kurikulum 2013 (sesuai
indikator dan mencakup semua muatan pembelajaran) dalam sebuah tema, sub tema,
dan pembelajaran tertentu, paket pertama dengan tingkat kesulitan soal sedang untuk soal pre test dan post
test, sedangkan paket kedua dengan tingkat kesulitan merata (mudah, sedang, sukar) untuk soal
evaluasi pembelajaran.
b.
Lembar
format Analisis pre test, dipergunakan untuk menganalisa hasil pre test untuk
selanjutnya dipergunakan sebagai dasar pemetaan materi (porsi mendalam, sedang,
dan ringan) yang akan disampaikan pada pelaksanaan pembelajaran.
c.
Pada
fase pelaksanaan pembelajaran dengan didasarkan kepada hasil analisis pre test,
kita dapat mengkombinasikan dengan pendekatan, model dan metode pembelajaran
serta penggunaan/ pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang relevan
untuk menunjang penyampaian materi baik yang harus diberikan dengan intensitas
dalam, sedang dan ringan.
d.
Untuk
mengisi waktu siswa ketika guru memeriksa dan menganalisis hasil pre test,
siswa bisa disiapkan kegiatan pembelajaran yang dapat dilaksanakan mandiri oleh
siswa, atau kalau dipandang “etis” siswa dilibatkan dalam pengkoreksian hasil
pre test (hal ini akan memberikan
pemahaman lebih mandalam terhadap apa yang menjadi tujuan pembelajaran saat itu).
2.
Pengaplikasian Inovasi Strategi Terbalik
Dalam Pembelajaran
Pengaplikasian inovasi strategi terbalik
dalam pembelajaran ini kami kembangkan dengan mencoba merencanakan pembelajaran
tematik kurikulum 2013 Tema 4 Sub Tema 1 Pembelajaran 2, Kelas 4 yang terdapat tiga (3) muatan
pembelajaran di dalamnya, yakni Matematika, PPKn, dan Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP).
Contoh soal pre test hanya kami tampilkan pada muatan pembelajaran
Matematika, contoh soal pre test untuk muatan pembelajaran lainnya dapat
dikembangkan sendiri, sebagai berikut :
Pada contoh pelaksanaan pembelajaran yang
kami kembangkan, misalnya mendapatkan hasil analisis sebagai berikut, sehingga
kita dapat menentukan materi mana yang harus disampaikan secara mendalam,
sedang dan ringan.
Berdasarkan contoh hasil analisis tersebut di
atas, maka materi yang harus disampaikan mendalam adalah Matematika materi 4
dan PPKn materi 4; materi yang harus disampaikan dengan intensitas sedang
adalah Matematika materi 3, PPKn materi 3, dan SBdP materi 1 dan 2; sedangkan
yang disampaikan ringan adalah Matematika materi 1 dan 2, dan PPKN materi 1 dan
2.
Dengan mempertimbangkan hasil analisis yang
telah dilakukan berdasarkan hasil pre test siswa, maka dilakukan penyampaian
materi berdasarkan derajat intensitas mendalam, sedang, dan ringan dengan
didukung oleh pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang sesuai serta
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, demi mendapatkan hasil
maksimal untuk selanjutnya dilaksanakan post test dengan menggunakan soal yang
sama dengan soal pada saat pelaksanaan pre test.
Penyampaian materi pembelajaran dengan
mempertimbangkan hasiul analisis pre test dapat dilakukan misalnya dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri (pengamatan), eksperimen, dan lain-lain
ditambah dukungan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
menunjang penyampaian materi pembelajaran dan juga memenuhi berbagai jenis
sumber belajar yang bervariasi dan relevan.
Tahap terakhir adalah pelaksanaan evaluasi pembelajaran sebenarnya jika
hasil post test sudah memenuhi/ sesuai dengan hasil yang kita harapkan, jika
belum memenuhi maka dapat dilakukan penguatan-penguatan terutama pada
bagian-bagian materi yang masih terasa kurang dipahami oleh siswa. Contoh soal
post test khusus pada muatan pembelajaran Matematika dapat dilihat seperti
contoh berikut, sedangkan contoh soal evaluasi pembelajaran untuk muatan
pembelajaran PPKn dan SBdP dapat dikembangkan sendiri.
3.
Keunggulan Inovasi Strategi Terbalik Dalam
Pembelajaran
Berdasarkan analisa kami, beberapa keunggulan penggunaan inovasi
strategi terbalik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Memberikan
alternatif strategi yang lain dari strategi-strategi biasanya, dari yang
biasanya pembelajaran –
evaluasi menjadi pre test – analisis – pembelajaran – evaluasi.
2. Pada
Fase pre test, kemampuan awal siswa mengenai materi dapat segera terukur yang
berguna untuk menentukan tehnis mengajar apa yang paling tepat kita gunakan.
Selain itu, dengan pre test, secara tidak langsung kita telah menyampaikan
tujuan pembelajaran.
3. Strategi
ini dapat diaplikasikan pada pembelajaran mata pelajaran maupun tematik, dan
juga dapat dikombinasikan dengan berbagai model, tehnik, metode pembelajaran
lainnya terutama pada fase Pelaksanaan Pembelajaran.
4. Motivasi
anak lebih terpacu, karena mereka telah mengetahui gambaran hal-hal yang
menjadi tujuan pembelajaran (dari pre test), sehingga arah pembelajaran menjadi
semakin jelas.
4.
Kelemahan Inovasi Strategi Terbalik Dalam
Pembelajaran
Menurut analisa kami, kelemahan/ kendala dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan strategi terbalik dalam pembelajaran ini adalah membutuhkan
kompetensi yang baik dari guru untuk mempersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan dalam penggunaan strategi ini baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pembelajaran. Pengelolaan waktu dan pemanfaatan sumber daya
pendukung pembelajaran yang kurang maksimal serta partisipasi peserta didik akan
menjadi kendala tersendiri.
Dengan niat tulus, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
yang dilakukan sesuai rencana, pemanfaatan waktu dan pemanfaatan sumber daya
pendukung sebesar-besarnya serta pelibatan aktif peserta didik dapat dijadikan
solusi alternatif untuk mengatasi kendala-kendala dan kelemahan pada pelaksanaan
strategi ini.
C. Strategi Implementasi dan Pendifusian Inovasi
Pengembangan inovasi pembelajaran dengan menggunakan strategi terbalik
dalam pembelajaran ini jika kami rujukkan kepada buku modul mata kuliah Difusi
Inovasi Pendidikan adalah merupakan kategori inovasi additive innovation, yakni inovasi berupa penambahan komponen dari
sistem yang sudah ada. Dalam hal ini sistem pembelajaran yang sudah terbiasa
dilakukan oleh pendidik (guru) hanya ditambah dengan melaksanakan pre test, analisis
pre test dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Sedangkan jika dilihat dari sifatnya, maka inovasi strategi terbalik
dalam pembelajaran ini termasuk dalam sifat penambahan (addition) dan penyusunan kembali (restructuring), yakni inovasi yang tidak disertai dengan
penggantian atau perubahan yang radikal, kalaupun ada sedikit yang berubah,
masih ada struktur sistem yang masih dipertahankan. Penyusunan kembali atas
beberapa komponen yang ada dalam sistem (pola pembelajaran) disusun kembali
dengan disesuaikan dengan kebutuhan peningkatan pelayanan pembelajaran kepada
peserta didik dalam rangka mendapatkan hasil yang maksimal.
Rogers (2003), menyampaikan bahwa
proses adopsi suatu inovasi oleh calon penerima, pengguna atau adaptor adalah
melalui tahapan-tahapan berikut :
1.
Kesadaran tentang adanya inovasi
pembelajaran, pada tahapan ini inovator harus mampu mengemukakan berbagai
pendapat logis terkait bahwa inovasi pembelajaran mutlak diperlukan dalam
menjaga dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan.
2.
Munculnya minat (ketertarikan atas inovasi),
pada tahap ini inovator harus mampu menyampaikan bahwa inovasi pembelajaran
yang dikembangkan merupakan hal yang baik dan baru dalam usaha menarik
perhatian penerima/ pengguna/ adaptor innovasi pembelajaran. Hal ini dapat
dilakukan dengan demonstrasi-demonstrasi kecil terkait inovasi dalam skala
kecil dan dalam bentuk sosialisasi-sosialisasi dalam skala besar.
3.
Pelaksanaan evaluasi terhadap inovasi,
tahapan ini dilakukan untuk menguji kevalidan inovasi pembelajaran yang
dikembangkan, bisa dilakukan intern oleh inovator dan dapat dilakukan dengan
melibatkan penerima/ pengguna/ adaptor untuk menghasilkan evaluasi yang tepat
dan akurat.
4.
Percobaan penggunaan inovasi, tahapan
piloting (percobaan awal) pada beberapa tempat dan waktu berbeda perlu
dilakukan untuk menjamin aspek “dapat dilakukan” disemua tempat dan waktu,
sehingga inovasi mampu memenuhi unsur dapat dilakukan. Tahapan ini dilakukan
untuk menentukan penggunaan inovasi dalam skala besar.
5.
Adopsi/ aplikasi inovasi secara penuh, jika
tahapan-tahapan tersebut di atas sudah dilakukan dan menghasilkan kesimpulan
bahwa inovasi pembelajaran daat dilakukan/ digunakan secara menyeluruh, maka
dapat kita tetapkan pengaplikasian inovasi pembelajaran secara penuh.
Tahapan-tahapan dalam proses difusi/ pendifusian (diseminasi) inovasi
untuk dapat dipergunakan oleh orang lain atau oleh masyarakat luas harus
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Desain
Pendesainan
presentasi inovasi pembelajaran yang menampilkan permasalahan/ kendala umum
dalam pembelajaran serta inovasi pembelajaran sebagai sarana mengatasi
permasalahan/ kendala umum dengan disertai landasan dan alasan-alasan logis dan
akurat terkait solusi untuk mengatasi permasalahan/ kendala dengan tawaran
inovasi pembelajaran akan mempermudah membuka kesadaran pengguna dalam menerima
dan menerapkan inovasi pembelajaran yang ditawarkan dalam inovasi pembelajaran.
2. Awarness-interest
Komunikasi untuk
penyadaran terhadap masyarakat yang diharapkan dapat mengadopsi inovasi yang
ditawarkan dengan mengedepankan karakteristik inovasi berupa kemanfaatan (relative advantage); kesesuaian (compability); kerumitan (complexity); dapat dicoba (triability); dan penampakan penggunaan
inovasi (observability).
3. Evaluation
Evaluasi atas
inovasi pembelajaran baik yang dilakukan secara intyern inovator maupun yang
melibatkan pengguna dapat dilakukan untuk menghasilkan analisis keunggulan dan
kendala-kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan inovasi pembelajaran yang
dapat meningkatkan kepercayaan/ minat pengguna dalam menggunakan inovasi
pembelajaran tersebut.
4. Trial
Uji coba atas
produk inovasi pembelajaran dilakukan untuk melihat sejauh mana inovasi tersebut
dapat digunakan oleh pengguna. Dengan adanya trial (uji coba), maka calon
pengguna dapat melihat dan mencoba sendiri kemudahan dalam penggunaan inovasi
pembelajaran dan dapat diputuskan oleh pengguna untuk mengunakan produk inovasi
pembelajaran tersebut.
D. Kesimpulan
Dari analisis latar belakang, deskripsi inovasi, dan pengimplementasian/
pendifusian inovasi strategi terbalik dalam pembelajaran yang telah disampaikan
di atas, maka kesimpulan yang dapat kita dapatkan diantaranya sebagai berikut :
1.
Permasalahan/ kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran berperan penting sebagai pemicu dalam pengembangan inovasi
pembelajaran berupa inovasi baru/ pengembangan dari inovasi-inovasi
pembelajaran yang telah ada sebelumnya.
2.
Pengembangan inovasi pembelajaran berupa
pengembangan strategi terbalik dalam pembelajaran termasuk dalam kategori additive innovation dan dan bersifat addition – restructuring, yaitu menambah
komponen pola pembelajaran dan menata kembali pola pembelajaran dengan
disesuaikan pada kebutuhan pencapaian hasil belajar yang maksimal.
3.
Diperlukan ketelitian, kecermatan, dan
ketekunan serta kompetensi yang baik dari guru dalam mempergunakan inovasi
strategi terbalik dalam pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
4.
Kelemahan yang ada pada inovasi strategi
terbalik dalam pembelajaran dapat diatasi dengan melakukan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran sesuai rencana, pemanfaatan waktu dan
pemanfaatan sumber daya pendukung sebesar-besarnya serta pelibatan aktif
peserta didik.
5.
Dalam mensosialisasikan hasil produk inovasi
pembelajaran diperlukan langkah-langkah menyadarkan pengguna terhadap
pentingnya inovasi terbaru dalam pembelajaran, menarik perhatian/ minat
pengguna pada produk inovasi pembelajaran, malaksanakan evaluasi intern dan
ekstern, percobaan penggunaan awal (piloting), dan penggunaan produk inovasi
secara penuh.
6. Langkah-langkah
pendifusian produk inovasi dapat dilakukan dengan pendesainan presentasi produk
inovasi, membangun komunikasi dengan pengguna dengan baik berdasarkan
karakteristik inovasi, pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui kendala dan
keunggulan produk inovasi serta sejauh mana produk inovasi dapat dicoba
terapkan dalam pembelajaran sehingga mampu meyakinkan pengguna untuk memutuskan
menggunakan strategi terbalik dalam pembelajaran.
Belum ada Komentar untuk "RANCANGAN INOVASI PENDIDIKAN “STRATEGI TERBALIK DALAM PEMBELAJARAN”"
Posting Komentar